December 03, 2011

Day 3


Day 3: something I have to forgive myself for
Um…ini ide muncul darimana yah? bingung sendiri kan.
Yang jelas pasti ada momen pendukung yang waktu itu bikin ide ‘cemerlang’ ini muncul.
What I have to forgive myself for?
I definitely can answer, for not having graduation on 2011.
Awalnya tamat di penghujung tahun ini adalah salah satu Goal penting dalam hidup. Karena walau bagaimanapun, hidup setelahnya sangat menentukan. Dari segi umur juga udah ga bisa dibilang kecil lagi (hiks, sadar) tapi dari segi sikap dan prilaku kadang-kadang (sering) masih aja mencerminkan kayak anak-anak.
Menamatkan kuliah pas 4 tahun sebenarnya memang target awal sepanjang kuliah. Tapi realitanya, ga segampang itu pas dijalani. Ada-ada aja yang kejadian waktu starting point awal proses meraih gelar sarjana. Waktu itu banyak idle time selagi menunggu nama pembimbing keluar. Selama idle time itu, kebetulan juga baru memasuki dunia pentrainingan di HMI. Dan dunia itu, sungguh, sungguh, bikin candu. Di tahap ini juga aku dapat pencerahan. ‘pencerahan’ untuk meraih sesuatu di luar kampus, dan memanfaatkan masa-masa kejayaan sebagai mahasiswa yang bebas. Merdeka!
Ternyata, ujian buat sesuatu yang bernama skripsi ga terjadi di starting point aja. Selesai satu masalah, ada lagi masalah.  Begitu terus sampai sekarang.
Deep inside my heart, biasa aja. Well, this is my choice. And I don’t regret it. I mean it.
Namun, yang namanya manusia juga aku nggak bisa bo’ong. Pas wisuda gelombang pertama angkatan 2007, tetap ada sesak dan seperti ada sesuatu yang nyangkut di leher. Bukan karena sedih. Tapi karena pertanyaan-pertanyaan yang sering banget mampir di kuping. Sebelnya, mama papa aja nggak komplain. Kok mereka yang ribut? Ah sudahlah (eh, kok emosi?)
For it’s my decision, I will face the consequences.
Yang bikin galau adalah ketika si skripsi ini mulai menemukan titik terang, wisuda periode selanjutnya tetap ga keburu. Galau man! Udah ngerasa tua. Dan menambah kegalauan itu adalah ketika papa mama malah ga mempermasalahkan itu. They never forced me. They never press me. They even emphasize not to over stress about it. They will never accept me if I am sick because of this. Buktinya mereka cerewet karena aku makin kurus. Begitu juga dengan etek, pak uwo, mak uwo, angah, uning, dll (adek atau kakak mama papa). Gimana ga terenyuh? Gimana ga tega?
Disitulah, perasaan bersalah dateng. Namun buat bisa tetap tenang jalanin hidup, All I can do is just pray to Allah for forgiveness. For any reason, I know I have let them down.

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates