January 12, 2012

Muhammad, Para Pengeja Hujan




Judul: Muhammad, Para Pengeja HUjan
Pengarang: Tasaro GK
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Cetakan I: Mei 2011 – 687 halaman
Harga: Rp 99,000,-


Buku pertama yang aku baca di tahun 2012. Bersyukur banget karena ada yang berkenan ngasih buku ini buat kado *yang merasa dilarang gede rasa*.

Buku kedua (ulasn buku pertama ada disini)dari Trilogi Novel biografi karangan Tasaro GK punya daya tarik yang kuat sehingga rasanya tangan nggak mau berhenti membalik halaman berikutnya. Sayang rasanya kalau harus berhenti di tengah jalan. Meski butuh waktu 3 hari untuk menyelesaikannya, (I must confess that kecepatan membaca aku menurun. Don’t know why) I really enjoy it.

Sama seperti buku pertamanya, novel ini punya dua sudut pandang. Sejarah hidup Rasulullah dan cerita fiksi tentang Kashva. Masih dengan gaya penulisan yang penuh dengan bahasa sastra yang indah bikin menggugah hati dan nggak ngebosenin. Nggak jarang juga bikin merinding dan terenyuh saat kisah hidup Rasulullah diulas.
Kisah hidup Rasulullah yang digambarkan di buku kedua adalah tentang orang tuanya, masa kecilnya, kehidupan anak istrinya juga perang yang dihadapi sampai wafatnya Rasulullah. Namun sebagian besar adalah kisah tentang sahabat, khusunya Abu Bakar. Karena masih berharap disuguhkan kisah tentang Rasulullah tapi yang banyak dibahas adalah tentang kepemimpinan pasca Beliau wafat. Inilah yang bikin aku merasa anti klimaks.

Sedangkan kisah Kashva berlanjut tentang ‘temannya’ di Tibet. Tujuannya untuk belajar agama-agama baru dan memurnikan Zardusht sedikit terpecah sejak ia terpisah dengan Xerxes. Sebenarnya masih banyak tanda tanya yang berseliweran tentang potongan-potongan kisah Kashva. Apalagi cerita ini diakhiri dengan cara yang sangat menegejutkan.

Bikin penasaran. Berharap semoga buku ketiganya segera keluar.  

Words from "Muhammad, Para Penggenggam Hujan" :

Jangan lupa bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan Islam,dan akan tetap demikian hingga ia bisa bicara. Orang tua merekalah yang menjadikan mereka yang menjadikan mereka Yahudi, Nasrani, atau yang lain. 
~ hlm 89

Kenangan, alangkah hal-hal paling sederhana sekalipun menjadi menakjubkan ketika dikenang dengan hati yang tenang
~hlm 91

Memahami kekuatan sendiri dan kemampuan musuh, bekal untuk berperang dengan kemungkinan besar menjadi pemenang. Tahu kekuatan sendiri tapi tak mengerti kekuatan musuh memangkas keunginan menang menjadi separuhnya.
~ Atusa, hlm 207

Jika kisahmu diulang seribu tahun setelah kepergianmu, maka mereka yang mencintaimu akan merasakan kehilangan yang sama dengan para sahabat yang menyaksikan hari terakhirmu, wahai Lelaki Yang Cintanya Tak Pernah Berakhir. Mereka membaca kisahmu, ikut tersenyum bersamamu, bersedih karena penderitaanmu, membuncah bangga oleh keberhasilanmu, dan berair mata ketika mendengar berita kepergianmu. Seolah engkau kemarin ada di sisi, dan esok tiada lagi.
~hlm 345

Menahan kebencian justru menghabiskan diri kita sendiri
~hl m 400

Tanyakan kepada dunia apa itu cinta? Jika bukan oleh bentang waktu yang panjang, genap dengan sukacita dan kegetiran, bagaimanakah caranya mengukur kedalaman cinta?
~hlm 418

Dalam sebuah perang, siapa sebenarnya yang jadi pemenang?
~hlm 498

Ingatlah ada orang yang membencimu, tapi ada juga yang menyukaimu. Begitulah terkadang orang benci kebenaran dan menyukai kejahatan.
~hlm 643


0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates