March 28, 2012

Memilikimu



Judul: Memilikimu
Penulis: Sanie B. Kuncoro
Penerbit: Gagasmedia
November 2011, 292 halaman

Anom dan Samara adalah sepasang suami istri yang penuh cinta dan selalu berbahagia. Rasa mereka diuji ketika Samara divonis tidak bisa memiliki anak karena anovulasi. Kehidupan mereka berubah semenjak itu. Samara berubah menjadi sosok yang dingin dan kosong. Dilema yang dirundungnya karena tidak bisa memberikan generasi penerus membuat Samara diliputi rasa bersalah.  Anom, dengan segala upaya meyakinkan Samara, berjanji akan menerima kondisi ini dan tidak akan meninggalkan Samara. Mereka berjanji atas nama cinta dan kebaikan hati. Apa daya, keinginan Anom untuk memiliki seorang anak m=berubah menjadi obsesi yang merubah hidupnya, juga hidup Samara. Tawaran untuk mengadopsi anak yang ditolak samara membuat Anom tidak kehilangan akal. Dia memutuskan untuk menyewa rahim seorang perempuan, Lembayung, dengan ganti rugi sejumlah uang.  Semua berjalan dengan semestinya sampai beberapa bulan kemudian, ketika Anom meutuskan untuk jujur kepada Samara. Kejujuran yang menyakiti semua pihak; Samara, Lembayung, bahkan Anom sendiri. Kejujuran yang menguji kebaikan hati Samara.

Gaya penulian yang indah seperti puisi membuat kita terhanyut dalam emosi. Pilihan kata yang dipakai juga sederhana sehingga kita bisa langsung memahami cerita dan mengambil hikmah di dalamnya. Sayangnya tiap masalah diselesaikan dengan cepat dan mudah sehingga ‘greget’ novel ini kurang terasa. Kisah Lembayung yang tidak selesai juga membuat ceritanya menjadi ‘gantung’. Kisah fiksi yang mungkin saja terjadi dalam dunia nyata membawa kita untuk merenung dan berfikir kembali tentang kesetiaan dan pengkhianatan dalam sebuah pernikahan.

Quotes from Memilikimu:

Tidakkah disadarinya bahwa tidak semua perempuan memiliki anugrah kesempurnaan biologis untuk mengandung dan melahirkan generasi penerus? Tidakkah diketahuinya bahwa tidak semua perempuan mendapatkan kesempatan untuk menjadi ibu? Betapapun ingin dan memohon untuk itu.
Hlm. 18

Demikian juga kalau kau tak menangis, bukan berarti kau sekuat dan tabah seperti yang terlihat. Melainkan justru karena kehampaanmu itu menjauhkanmu dari banyak hal.
Hlm. 31

Disadarinya bahwa setiap tangis senantiasa membawa kepedihan dengan luka sayat yang tak selalu terdeteksi kedalamannya. Tangis adalah pintu pelepasan bagi sesuatu yang tak layak disimpan.
Hlm. 31

Cinta itu menguatkan sebuah pilihan.
Hlm. 37

Jagalah dirimu sebaik-baiknya. Jauhkanlah segala kemarahan dan kebencianmu terhadap apapun juga sehingga yang didapatkan anak ini adalah aura ketulusan dan kemurahan hatimu.
Hlm. 84

Mungkinkah manusia mendapatkan anugrah metamorfosis itu bagi dirinya? Bila ada anugrah itu niscaya lembaran hitam pada buku hidup manuisa tidak akan menjadi catatan yang menjadi bagian dari sejarah.

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates