July 02, 2012

[review] Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer

Dan tak ada yang lebih sulit dapat dipahami daripada sang manusia… jangan dianggap remeh si manusia, yang kelihatannya sederhana; biar penglihatanmu setajam mata elang, pikiranmu setajam pisau cukur, perabaanmu lebih peka dari para dewa, pendengaranmu dapat menangkap musik dan ratap-tangis kehidupan; pengetahuanmu tentang manusia takkan bakal bisa kemput. – PAT
Kita disuguhkan dengan kalimat ini sebelum memulai perjalanan menelusuri roman ‘BumiManusia’. Diulang di halaman 165 oleh Nyai Ontosoroh, seolah diingatkan bahwa yang dibicarakan dalam kalimat diatas adalah kita, sang manusia.
Terlepas dari siapa sosok Pramoedya Ananta Toer, kita harus mengakui bahwa karya-karyanya adalah sebuah sumbangan Indonesia untuk dunia. Penyumbang warna tersendiri dalam wajah sastra Indonesia karena gaya bahasa yang khas dan genre yang beda [roman dan novel sejarah].
Buku pertama dari Tetralogi Buru yang ditulis selama di penjara ini bercerita tentang Minke dengan segala lika-liku kehidupannya.  Secara pribadi aku terpikat dengan sosok Nyai Ontosoroh yang luar biasa. Kita bisa menilai sosok perempuan satu ini dari berbagai sudut pandang dan bisa menjadi bahan diskusi yang menarik.

Highlight:
Kau harus berterimakasih pada segala yang memberimu kehidupan,
~ Annelies, 50

Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena usahanya sendiri dan maju Karena pengalamannya sendiri.
~ Nyai Ontosoroh, 59.

Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, menapa dihormati dn diindahkan? Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak pikiran, apalagi dalam perbuatan.
~Jean Marais, 77.

Cinta itu indah, Minke, terlalu indah yang bisa didapatkan dalam hidup manusia yang pendek ini.
~Jean Marais, 81.

Lagipula, tak ada cinta muncul mendadak, karena dia adalah anak kebudayaan, bukan batu dari langit.
~Jean Marais, 81.

 Wanita lebih suka mengabdi pada kekinian dan gentar pada ketuaan; mereka dicengkam oleh impian tentang kemudaan yang rapuh itu dan hendak bergayutan abadi pada kemudaan impian itu.
~Jean Marais, 89.

Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji, dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.
~Minke, 186.

Kau terpelajar, cobalah bersetia pada katahati.
~Jean Marais, 274.

Melawan pada yang berilmu dan pengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan.
~ Miriam de la Croix, 282.

Jangan takut pada pelajaran apapun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua.
~Nenenda Minke, 310.

Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.
~Juffrow Magda Peters, 313.

Dalam kehidupan ilmu tak ada kata malu. Orang tidak malu karena salah atau keliru.
~Dokter Martinet, 375.

Manusia membutuhkan belasan, malah puluhan tahun untuk jadi dewasa, manusia dalam puncak nilai dan kemampuannya. Mantap-tidaknya kedewasaaan dan nilai terantun pada besar-kecilnya dan banyak-sedikitnya ujian, cobaan.
~Dokter Martinet, 392.


0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates