March 25, 2015

Nh. Dini itu Siapa?

Kejadian ini berawal dari aku yang dengan sengaja bawa buku NH.Dini yang berjudul Keberangkatan ke kantor. Aku berani bawa karena waktu itu lagi training di Diklat jadi biasanya tersedia lebih banyak istirahat, mulai dari break pagi, istirahat siang, juga break sore. Lagipula hari itu adalah jadwalnya ujian wawancara. Otomatis akan banyak tersedia idle-time.
Dan bener aja, pas jam 4 sore, kelompok aku udah selesai wawancara. Dan kami mengungsi sambil minum kopi di ruang makan.  Karena lagi nggak shalat juga, aku baca buku deh. Niatnya murni karena pengen ngurangin tumpukan buku yang  belum dibaca dan udah semakin menggunung seklaigus nyelesaiin reading challenge. Pada saat itulah seorang teman kantor bertanya: “Baca buku apa, Kak?”. Dengan senyum paling manis aku ngeliatin cover buku yang aku pegang tanpa menjawab pertanyaannya secara lisan. Maksudnya biar dia liat sendiri aja gitu covernya, mana tau tertarik buat baca juga meskipun aku nggak akan minjemin ke dia atau ke siapapun.
Biasanya respon orang yang aku gituin ada dua; Satu, bilang ‘oooh’ lalu diem. Golongan pertama ini biasanya adalah orang-orang yang nggak terlalu suka baca buku jadi nggak terlalu peduli tapi cuma pengen tau aja. Dua, yang bertanya: ‘bagus apa nggak’ atau ‘ceritanya tentang apa’. Golongan kedua ini adalah orang-orang yang suka baca dan pengen baca juga suatu saat nanti, atau dulunya pernah suka baca jadi pengen tau dan mungkin tau dengan buku yang dibaca. Dan ternyata respon temen aku ini, sebut saja si A, agak beda dari biasanya. Dia justru bertanya; “Nh. Dini itu siapa?”
Oh Em Ji.
Hampir aja aku jawab: “Ya penulisnya laaaah...”
Tapi aku tau pasti maksud pertanyaannya bukan itu. Makanya aku nggak jawab pertanyaan dia tapi malah nanya balik. Dan kurang lebih terciptalah percakapan berikut:
“Emang ga familiar sama nama Nh. Dini?”
“Nggak”
“Emang nggak belajar waktu SMP? Kan ada di buku paket Bahasa Indonesia.”
“Nggak. Waktu SMP Cuma pake LKS (Lembar Kerja Siswa) aja. Nggak pake buku paket.”
Oke sumpah, ini hal kedua yang bikin kaget. Aku sama si A ini cuma terpaut jarak satu tahun. Jadi ketika aku masuk SMP di 2001, dia masuk SMP di tahun 2002. Dan di tahun itu masih harus pake buku paket yang keluaran dinas pendidikan. Bahkan kalo nggak salah buku paket itu wajib ada dan dipake di sekolah manapun dari Sabang sampe Merauke #mulaiemosi. Jadi nggak ada alesan donk dia nggak tau.
“Hah? Nggak ada buku paket? Trus belajarnya gimana? Kan LKS cuma buku soal, kalau nggak tau jawabannya cari kemana?”
“Di LKS kan ada sedikit pembahasannya di awal, ya liat dari sana aja. Disana ga ada nyebut Nh. Dini”
One more point. Di LKS jaman aku sekolah dulu itu bukunya tipis. Pembahasan materinya dikit banget. Namanya juga Lembar KERJA siswa. Ya pokoknya generasi ’90 pasti tau deh istilah LKS, buku paket, buku penunjang.
Dan aku pasrah.
“Nh. Dini itu sastrawati Indonesia. Dulu waktu SMP kan disuruh baca Padang Ilalang di Belakang Rumah, Sekayu,  Langit dan Bumi Sahabat Kami, pernah nggak?”
“Nggak. Kayaknya di Padang nggak ada deh”
“Kalau Ahmad Tohari, tau?”
“Nggak”
“Tapi A suka baca kan? Trus, kalau baca, buku apa aja?”
“Suka kok. Kalau aku baca buku bla.. bla.. bla..” kemudian dia menyebutkan beberapa judul buku dan penulis dari novel populer jaman sekarang.
Aku akhirnya hanya tersenyum dan ber’ooh’. Ya sudahlah. Males nerusinnya. Sebenarnya, kalau dia nggak tau siapa Nh Dini, Ahmad Tohari, atau siapapun karena dia emang nggak suka baca, nggak suka dunia kepenulisan atau nggak suka sastra, nggak masalah kok. Tapi karena alasannya waktu sekolah nggak pake buku paket ini loh yang bikin gemes.
Saking penasarannya, ya kali aja aku yang salah, aku sampe crosscheck ke adek-adek kampus yang seangkatan mereka. Nanya apakah mereka pake buku paket kelauaran dinas pendidikan waktu SMP atau SMA. Abis itu baru deh nanya tau NH. Dini atau nggak. Banyak juga kok yang bilang nggak tau. Tapi yang nggak tau itu umumnya yang emang nggak suka baca. Aku juga nanya ke temen-temen Palanta dan jawabannya ya sama.


Nggak kenal Nh. Dini sih nggak apa-apa. It doesn’t really matter me. Cuma yaa karena ngakunya suka baca buku dan dengan alesan nggak pake buku paket waktu sekolah dulu, itu yang mengganggu.

Entahlah. Kok kenapa aku mau-maunya musingin itu.   

0 komentar:

 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates