September 21, 2017

[review] 1Q84 Jilid 3 - Haruki Murakami

4komentar

Judul: 1Q84 (Jilid 3)
Penulis: Haruki Murakami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 562

Pengetahuan besar menuntut tanggung jawab besar – hal. 19

Here it comes, jilid 3!
Dimana akhirmya, dalam latar waktu Oktober-Desember, pertanyaaan-pertanyaan tentang kelompok Sakigake, hubungan Fuka Eri dengan pimpinan Sakigake, apa itu kepompong udara (which is still so absurd to me), dan kelanjutan hubungan Tengo dengan Aomame terungkap. Di jilid 3, semua mengalir tanpa kejutan berarti. Seolah hanya ingin menyelesaikan apa yang telah dimulai di 1Q84 jilid 2. Beberapa bagian cerita pun sebenarnya jadi mudah ketebak. Sayangnya lagi, cerita tentang Fuka Eri dan kelanjutan tentang Sakigake malah hilang begitu saja.

Meskipun buku ini lebih tebal daripada jilid 1 dan jilid 2, tapi ceritanya tidak serumit dua buku sebelumnya. Bahkan menurut aku sih, kurang kerasa greget apalagi di bagian akhir. It seems so,.. ‘yah, gini aja?’, meskipun aku suka karena happy ending. Begitulah, finally buku yang dibeli 3 tahun lalu selesai dibaca hari ini. #eh

Dimana ada harapan disitu ada cobaan – hal. 37
Kau harus melalui cobaan berat. Saat berhasil melewatinya, kau akan melihat segala sesuatu sebagaimana mestinya. – hal 244
Setiap orang pasti punya pola berpikir dan pola bertindak. Dan di mana ada pola di situ ada kelemahan. – hal 309
Tiap-tiap rasa sakit memiliki ciri khas. Kalau boleh menyadur ungkapan terkenal Tolstoy, semua kesenangan itu serupa, tapi tiap rasa sakit menyakitkan dengan cara masing-masing. – hal 461

September 03, 2017

[review] 1Q84 Jilid 2 - Haruki Murakami

1 komentar

Judul: 1Q84 (Jilid 2)
Penulis: Haruki Murakami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Halaman: 452


 Manusia belajar mencintai dirinya sendiri dengan mencintai dan dicintai orang lain

Sedikit demi sedikit pertanyaan pada 1Q84 Jilid 1 mulai terjawab. Hubungan antara dua tokoh utama, Tengo dan Aomame, juga mulai terlihat benang merahnya. Muncul beberapa tokoh baru dalam jilid kedua ini Tokoh-tokoh baru ini selain menjadi jembatan antara tokoh yang lain, juga menjadi bagian yang justru menimbulkan penasaran-penasaran baru mengenai kisah yang diceritakan sebelumnya. Alur yang tidak selambat buku pertama, sepertinya membuat aku lebih ‘bertahan’ untuk membaca dalm waktu yang cukup singkat. Nggak kayak buku pertama deh pokoknya. Malah penasaran pengen segera ngelanjutin buku ketiga.  

Konflik yang dimunculkan dalam jilid kedua ini juga beragam. Fuka Eri yang menghilang disaat novel Kepompong Udara masih menduduki novel paling laris, ‘teman wanita’ Tengo yang menghilang begitu saja, hingga sosok Pemimpin yang mulai diperlihatkan. Juga mulai dijelaskan maksud dari dua rembulan yang menggantung di langit. Orang Kecil dan Kepompong Udara tidak luput diceritakan dari mana asal-usulnya. Dari situ, baru deh terasa bagaimana surealisnya cerita 1Q84. Meskipun di bagian Orang Kecil, aku nggak terlalu paham maksudnya.

Menjelang akhir cerita, Tengo dan Aomame ‘dipertemukan’ dengan cara yang bikin menggigit hati. Boleh lah, dibilang Ala ala drama korea eh jepang.  

Penasaran deh sama jilid ketiganya -_-“
 


 

tentangku © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates